12 PENGGUNAAN HURUF KAPITAL YANG BENAR SESUAI PEUBI

Menulis yang benar adalah menulis sesuai dengan kaidah-kaidah kepenulisan sesuai  Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). PUEBI merupakan sistem tata bahasa Indonesia. Sebuah kalimat tulisan dikatakan layak bilamana sudah memenuhi standar atau sesuai dengan PEUBI.  Dalam Artikel ini kita akan membahas bagaimana penggunaan huruf kapital yang benar.

Pengertian Huruf Kapital
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), huruf kapital atau disebut juga dengan huruf besar adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa).

Penggunaan huruf kapital tidak sekedar meletakkan huruf besar di awal kalimat setelah titik saja, namun masih banyak kaidah-kaidah tentang huruf kapital yang sesuai dengan PEUBI. Adapun 12 aturan penggunaan huruf kapital, yaitu sebagai berikut :

1. SEBAGAI AWALAN HURUF PERTAMA KALIMAT SETELAH TITIK

Dalam penulisan huruf kapital pada awal kalimat setelah titik ini untuk menandai permulaan dari sebuah narasi. Bila menulis dengan huruf kecil pembaca akan mengira kalimat itu adalah kalimat sambungan dari sebelumnya.
-Perhatikan contohnya:
-Apa yang mereka maksud?
-Waduk di Desa Sumberwudi mulai kering.

2. HURUF KAPITAL DIPAKAI SEBAGAI HURUF PERTAMA UNSUR NAMA ORANG, TERMASUK JULUKAN

Nama orang harus ditulis dengan huruf kapital di setiap permulaan kata. Kita bisa melihatnya pada contoh berikut:
-Bapakku bernama Hermanto
-Soekarno adalah presiden pertama di Indonesia
-Usai makan, Joni bermain besama kawan-kawan
-Orang jawa memanggil orang itu Bodong karena pusarnya yang menonjol.
Namun,  jika nama orang yang bersangkutan digunakan untuk nama jenis atausatuan, maka tulisannya tetap kecil.  Misalnya:
-Dia menyalakan mesin diesel (dari nama penemunya, Rudolf Diesel)
-Tegangannya sebesar 10 ampere (dari nama penemunya, Andre-Marie Ampere)

Jika dalam sebuah nama lengkap terdapat kata-kata yang merupakan simbol ‘anak dari’, penulisannya harus tetap kecil. Seperti: bin,  binti, von dan sejenisnya
Misalnya:
-Abdul Rahman bin Zaini
-Siti Fatimah binti Salim
-Hansel von Grunewald

3. SEBAGAI AWAL KALIMAT DALAM PETIKAN LANGSUNG
Dalam mengawali sebuah kalimat, setelah tanda petik, kita harus menggunakan huruf besar.  Misalnya:
-Paman bertanya, “Kapan Ibu pulang?”
-“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.

4. SEBAGAI HURUF PERTAMA SETIAP KATA YANG MEMILIKI SIMBOL RELIGI

Huruf kapital harus digunakan sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
-Kitab suci umat Islam adalah Al-Qur’an
-Kitab suci umat Kristen adalah Alkitab
-Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.

 5. SEBAGAI HURUF PERTAMA UNSUR NAMA YANG MENUNJUKKAN MARTABAT TINGGI

Ini melingkupi gelar kerhormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:
-Sultan Hasanuddin
-Haji Agus Salim
-Nabi Ismail
-Raden Ajeng Kartini
-Maesaroh Yasin, Sarjana Hukum

Huruf kapital dipakai juga sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
-Selamat datang, Yang Mulia.
-Semoga berbahagia, Sultan.
-Terima kasih, Kiai.
-Selamat pagi, Dokter.

Selain itu,  huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama dalam unsur nama pangkat dan jabatan yang diikuti dengan nama orang yang memilikinya,
-Wakil Presiden Adam Malik
-Profesor Supomo
-Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
-Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
-Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
-Gubernur Jawa Barat.

6. SEBAGAI AWALAN HURUF NAMA SUKU BANGSA, DAN BAHASA.
Dalam penulisannya, yang diberi huruf kapital hanya awalan nama bangsa tapi awal kalimat ditulis kecil.  Misalnya:
-bangsa Indonesia
-suku Badui
-bahasa Jawa

Sebagai catatan, nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya:
-pengindonesiaan kata asing
-keinggris-inggrisan
-kejawa-jawaan

7. SEBAGAI TANDA DALAM PENANGGALAN

Kita juga harus memerhatikan penulisan dalam menyebut waktu-waktu tetentu. Dalam hal ini huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,  bulan, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
-Peristiwa itu terjadi pada tahun Hijriah tarikh Masehi
-Menurut kalender, hari Galungan jatuh pada hari Jumat.

Sebagai catatan, huruf kapital juga dipakai dalam huruf pertama nama peristiwa sejarah.  Misalnya:
-Konferensi Asia Afrika
-Perang Dunia II
-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Tetapi, jika huruf pertama peristiwa sejarah itu tidak dipakai sebagai nama, maka cara penulisannya tidak dengan huruf kapital.
Misalnya:
-Jepang menjajah Indonesia

8. SEBAGAI HURUF PERTAMA NAMA GEOGRAFI.

Misalnya:
-Mereka mengadakan karyawisata ke Danau Toba
-Rumah Annisa terletak di Gang Kelinci

Akan tetapi, huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Kita harus membedakan apakah tempat tersebut memuat nama sendiri atau tidak. Misalnya:
-Berlayar ke teluk mandi di sungai
-Menyeberangi selat
-Berenang di danau

Seringkali kita perhatikan, huruf pertama nama diri geografi dipakai sebagai nama jenis. Hal ini, penulisannya tidak menggunakan huruf kapital. Misalnya:
-jeruk bali (Citrus maxima)
-kacang bogor (Voandzeia subterranea)
-kunci inggris

Agar tidak rancu, perlu juga dikenali beberapa benda yang memiliki nama geografis karena asalnya yang memang dari sana. Perhatikan contoh:
-Aisyah mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.

9. SEBAGAI HURUF PERTAMA SEMUA KATA YANG BERSIFAT LEGAL

Dalam menulis nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
-UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
-Hal itu termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

10. SEBAGAI TANDA JUDUL
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
-Saya telah membaca buku Bumi Manusia karya Pramudya Ananta Toer
-Puisi itu dimuat dalam buletin Bahasa dan Sastra
-Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.

11. SEBAGAI UNSUR SINGKATAN NAMA GELAR, PANGKAT, DAN SAPAAN

Huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya:
-H. – sarjana hukum
-K.M. – sarjana kesehatan masyarakat
-A. – master of arts
-Hum. –  magister humaniora
– profesor
– saudara

12. SEBAGAI KATA PENUNJUK KEKERABATAN
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya:
-“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
-Joni bertanya pada kakaknya, “apakah itu rudi,  Kakak”
-“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
-Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
Tetapi ada juga, istilah kekerabatan tidak digunakan sebagai sapaan. Dan dalam hal ini, penulisannya harus tetap kecil:
-Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
-Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

Menulis bahasa Indonesia dengan rapi sangat penting terutama dalam menulis karya Ilmiah. Banyak manfaat kita mempelajari ini salah satunya mudah dipahami, enak dibaca, gagasan kita mudah ditangkap oleh pembaca. Itu tadi penjabaran Artikel 15 Penggunaan Huruf Kapital yang Benar Menurut EYD semoga tulisan ini bermanfaat untuk Anda.
Lebih baru Lebih lama